CERITA BUAT PARA KEKASIH: Tentang Kekasih yang Gemar Bercerita
Identitas buku
Judul:
CERITA BUAT PARA KEKASIH
Penulis:
Agus Noor
Penerbit:
PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit:
Cetakan I November
2014.
Jumlah halaman:
278 halaman
ISBN:
978-602-03-0898-2
Harga buku:
Rp. 49.000
Seperti dalam
1001 malam, kukisahkan cerita-cerita ini untukmu. Kenangkanlah, ketika pada
suatu malam aku menceritakannya dalam hidupmu...
Perihal kepiawaian Agus Noor dalam meramu cerita tentu sudah tidak ada yang
meragukannya. Cerita yang dilahirkannya selalu menghibur sekaligus membuat
pembaca tertegun. Sederet penghargaan telah diterima oleh penulis yang setiap
malam merasa dirinya menjelma kunang-kunang ini, semakin mengokohkan bahwa
karya-karyanya selalu layak untuk dinantikan.
Tengok saja bagaimana dia mengemas kumpulan cerita ini dengan dialog
sepasang kekasih. Yang satu senang bercerita dan pasangannya mendengarkannya
dengan seksama. Sebagian besar ceritanya diawali dengan prolog sang kekasih
seolah-olah cerita itu memang betulan dan sengaja dikisahkan untuk pasangannya
lalu pembaca diizinkan untuk ikut menikmati cerita.
Cerita pertama yang dikisahkan berjudul Seorang Wanita & Jus Mangga.
Berkisah tentang kegetiran para wanita dan kemampuan mereka untuk
menyembunyikan perasaan. Namun, katanya sekuat apapun wanita menyembunyikan
perasaan, kondisi hatinya bisa dikenali dari caranya mengupas buah-buahan
(halaman 1).
Nyonya Fallacia, cerita lain yang tak kalah menarik dengan ending
dan karakter tokoh yang tak terduga. Bercerita tentang tetangga sang kekasih
yang merupakan seorang wanita misterius penghuni rumah tak terawat di sisi
gerbang masuk perumahan. Wanita itu memelihara puluhan ekor kucing dan
digosipkan pernah menikah lima kali. Dia dibenci oleh para tetangganya sebab
keganjilan perilakunya. Terlebih ada yang mengatakan bahwa ia menguasai ilmu
tenung (halaman 41).
Cerita lain yang tak boleh dilewatkan adalah Gerimis dalam E Minor. Kisah
melankolis, penuh dengan kalimat-kalimat puitis ini bercerita tentang dua orang
yang menyebut dirinya tawanan kesedihan (halaman 137). Juga Kupu-kupu Seribu
Peluru, tentang seorang permpuan buta yang dikenang oleh warga kampung
dengan perasaan sedih dan sesal tak berkesudahan (halaman 85).
Cerita yang dikisahkan memang tidak melulu tentang perempuan dan kisah
cinta. Ada juga tentang wabah ulat bulu yang menyerang suatu kampung tersebab
dendam masa lalu dalam Ulat Bulu dan Syeh Daun Jati, tentang pecundang
beruntung yang dianggap pahlawan dalam Matinya Seorang Demonstran, atau
kisah tentang Mang Antai tukang pijit buta yang istimewa dalam Tukang Pijit.
Entahlah itu hanya sekadar dongeng, gosip, hayalan atau bualan sang kekasih
yang diceritakan pada pasangannya. Tetapi, cerita yang datang dari kekasih
selalu terdengar indah, bukan?
Selain cerita pendek, dalam buku ini juga terdapat 34 flash fiction
dengan tema yang kelam, misterius hingga horor. Kembali kita akan melihat
kemampuan seorang penulis mumpuni yang bisa menghadirkan sebuah cerita panjang
jika memang mesti panjang, atau cukup diwakili bahkan dengan kurang dari satu
halaman.
Sebagian besar cerpen dan flash fiction yang terangkum di sini
pernah dimuat di media masa. Buku ini juga dikemas berbeda dengan kumpulan
cerpen Agus Noor sebelumnya, sebab diwarnai dengan poto hitam putih penulisnya bersama
model wanita yang memberi kesan estetis sekaligus narsis.
Saya suka bahasa yang digambarkan oleh penulis agus noor, sayang buku ini masih dalam proses untuk saya selesaikan. semoga lekas selesai :)
ReplyDeleteAyo diberesin! Makin ke belakang, ceritanya makin bagus sih menurut saya :D *ngomporin*
Deletebelum sempat mbak hehe. insyaALlah nanti setelah saya sidang bakalan ngelarin semua buku yang menjadi hutang. doain mbak :D
DeleteWohoho semoga sidangnya lancar! :))
Delete